Kamis, 13 September 2018

Gunung Semeru via Ranu Pane

Pendakian Gunung Semeru Via Ranu Pane

pendakian gunung semeru

Pendakian gunung Semeru bisa dibilang adalah perjalanan perasaan, pembentukan jati diri dan petualangan hebat yang mungkin tidak akan kami lupakan. Banyak kenang-kenangan yang sampai sekarang masih tersimpan rapih di dalam memori pikiran, entah saat melihat kejaiban Ranu Kumbolo, menyaksikan kemegahan Mahameru atau saat merasakan kehangatan persaudaraan di tengah-tengah dinginnya malam.

Khusus dalam postingan kali ini, saya akan berbagi kisah tentang pendakian gunung Semeru, ditambah tips mendaki Semeru dan beberapa peraturan gunung Semeru yang harus kamu ketahui sebelum mendaki ke sana.

Awal Pendakian Gunung Semeru

Setelah satu minggu disibukan oleh persiapan fisik, logistik dan mental. Akhirnya pada tanggal 13 Februari 2016, kami berangkat bersama dari Bandung, menggunakan kereta api dan turun di statsiun Baru Malang. Melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum ADL hingga terminal Arjosari, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan angkot warna putih sampai pasar Tumpang. Sesampainya di pasar Tumpang, kami melanjutkan perjalanan manuju Ranu Pane menggunakan truk engkel pengangkut sayuran dengan biaya Rp. 35.000 per orang.

Akhirnya kami sampai di garis start pendakian gunung Semeru, sebuah desa yang berada di ketinggian 2.200 mdpl, desa yang memiliki dua danau indah, yakni Ranu Regulo dan Ranu Pane. Udara di sini sudah mulai dingin, sesekali, saya menyilangkan kedua tangan supaya tubuh merasa lebih hangat.

Kami tidak menyia-nyiakan saat menemukan tempat nyaman untuk beristirahat, leader pun memutuskan untuk istirahat di basecamp Ranu Pane, sekaligus mengumpulkan tenaga untuk pendakian yang akan segera dilakukan dan mengecek kembali, peralatan mendaki di carrier masing-masing, takut-takut ada peralatan yang hilang di perjalanan atau peralatan yang sudah tidak berfungsi.

Info: di Ranu Pane, kamu masih bisa menemukan warung yang menjual berbagai makanan dan beberapa perlengkapan pendakian. Saat hendak mendaki gunung Semeru, kamu bisa melengkapi logistik di basecamp Ranu Pane. Selain itu, apabila kamu membawa tenda atau kamera, maka kamu harus membayar Rp 20.000 per tenda dan Rp 5.000 per kamera.

Tips: Jangan lupa membawa KTP atau kartu identitas lainnya untuk mengurus perijinan. Buat kamu yang bertempat tinggal di luar kota, lebih baik mengurus perijinan lewat booking online saja, mengingat bahwa batas pendaki gunung Semeru, hanya 500 orang per hari.

Ranu Pane Menuju Ranu Kumbolo, Surga di Gunung Semeru

Berpisah dengan Ranu Pane, kami berjalan di atas track yang masih landai, pemandangan di kanan dan kiri berupa hamparan ladang perkebunan milik  warga. Menemukan jalan bercabang, kami memilih jalan sebelah kiri, karena bila kami mengambil jalur sebelah kanan, perjalanan akan berakhir di perkebunan milik masyarakat di sini.

Diwarnai dengan candaan ringan, kami berlima mengantri dan berbaris saat berjalan di atas jalur pendakian yang ditumbuhi alang-alang dan sesekali, harus dijegal oleh dahan pohon yang rubuh. Berselang 5 km perjalanan, kami sampai di Watu Rejeng.

Beristirahat sebentar, melepas kelelahan dan dahaga yang mampir di tenggorokan, pemandangan di sana cukup indah, berupa perbukitan yang banyak ditumbuhi pohon Pinus dan Cemara. Hijau dedaunan mampu memberikan kesegaran kepada mata.

Perjalanan harus terus berlanjut, jangan terlalu lama beristirahat, perjuangan masih jauh. Track masih terasa landai, pemandangan berubah menjadi semak belukar, lebih jauh, mungkin hutan belantara. Kurang lebih berjarak 4,5 km. Akhirnya kami sampai di Ranu Kumbolo, sebuah danau cantik, surga gunung Semeru.

Bagi saya sendiri, Ranu Kumbolo merupakan danau yang sangat mengagumkan, sebuah danau yang dikelilingi oleh pamandangan alam yang indah. Tempat paling ideal untuk beristirahat, bahkan mendirikan tenda. Pemandangan saat matahari terbit adalah hal yang ditunggu-tunggu di Ranu Kumbolo, bayangkan saja, kamu bisa melihat keindahan alam dan pantulan cahaya matahari, membuat danau ini bagaikan lantai yang bersinar.

Baca juga: 9 jalur pendakian paling ekstrim di Indonesia

Info: Pada dasarnya, ada dua jalur yang bisa mengantarkan kita menuju Ranu Kumbolo, yakni jalur Ranu Pane dan jalur Ayek-Ayek. Namun jalur paling favorit adalah jalur Ranu Pane, sebab, tracknya landai. Sedangkan jalur Ayek-Ayek dikenal memiliki track yang terjal.
Tips: Sebelum meninggalkan Ranu Kumbolo, usahakan untuk mengisi setiap botol minuman yang kamu punya. Sebab, di atas sana, tidak ada lagi sumber air yang bisa ditemui. Adapun di Hutan Mati nanti, jarak sumber air cukup jauh.

Ranu Kumbolo - Hutan Kalimati, Sebuah Hamparan Luas di Tepi Hutan Cemara

Selepas menikmati Ranu Kumbol dan setiap keindahan di dalamnya, kami dihadapkan dengan sebuah tanjakan yang sangat terkenal di kalangan para pendaki. Tanjakan itu bernama 'Tanjakan Cinta'. Tracknya tidak terlalu terjal, namun jaraknya yang panjang, tanjakan itu berhasil membuat saya terengah-engah.

Ada sebuah mitos yang membuat tanjakan ini begitu istimewa. Mitos itu mengatakan, siapa saja yang berhasil melewati tanjakan cinta tanpa sedikit pun menoleh ke belakang, maka impian dalam percintaannya akan terkabulkan.

Selepas dihajar oleh tanjakan cinta dan berada di atas bukit, kami melihat padang rumput yang luas dan sangat indah. Namanya Oro-oro Ombo, sebuah padang yang dihiasi oleh bermacam bunga dan rerumputan yang dikelilingi oleh bukit-bukit yang berdiri gagah. Pada musim semi, bunga-bunga itu akan mekar dan berwarna ungu, memperlihatkan kecantikannya.

Setelah berjalan melewati padang Oro-oro Ombo, kami pun tiba di Cemoro Kandang, perjalanan mulai menanjak dan pemandangan di kiri kanan berupa barisan pohon-pohon Cemara. Selepas Cemoro Kandang, kami pun keluar dari rimbunnya hutan Cemara dan sampai di Jambang, sebuah padang luas. Di sini, Puncak Mahameru sudah mulai menampakan kegagahannya. Lewati Cemoro Kandang dan kami sampai di Hutan Kalimati.

Info: Jarak antara Ranu Kumbolo sampai ke Kalimati menghabiskan waktu sekitar 3 jam lebih. Saat di Kalimati, kamu bisa menemukan sumber air yang letaknya cukup jauh, mungkin menghabiskan waktu perjalanan 1 jam.

Pos Kalimati sendiri adalah sebuah lahan datar di ketinggian 2.700 mdpl, ditumbuhi rerumputan dan pemandangan di sini berupa hutan Cemara.

Sebetulnya, jalur pendakian berakhir di pos Kalimati itu sendiri, namun apabila kamu tetap ingin melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru, pihak pengelola TNBTS (taman nasional bromo tengger semeru) tidak akan bertanggung jawab kepada bencana apapun yang kamu alami di jalur pendakian puncak Mahameru.

Tips: Beristirahatlah di Kalimati, sebelum melanjutkan pendakian ke Puncak Mahameru, mendirikan tenda, beristirahat untuk menyiapkan tenaga, tidur dan pada malam hari, sekitar jam 12 atau jam 1 pagi, perjalanan menuju puncak Mahameru untuk berburu keindahan sunrise baru dilakukan.

Pos Kalimati - Puncak Mahameru, Puncak Para Dewa

Sebetulnya pendakian yang kami lakukan hanya sampai pos Kalimati. Tapi, kenapa saya menulisnya sampai puncak Mahameru?, karena ada info dan tips yang hendak saya sampaikan saat kamu mendaki sampai puncak Mahameru. Langsung di bawah sini.

Info: Saat kamu melakukan summit atack ke Mahameru, perjuangan baru akan dimulai, track berupa pasir yang jika diinjak akan merosot, maju tiga langkah, merosot 2 langkah, ditambah dengan medan yang menanjak.

Tips: Jangan lupa berdo'a dan usahakan jangan membawa semua perlengkapan ke puncak Mahameru, carrier disimpan di tenda atau Pos Kalimati, hanya membawa barang-barang yang diperlukan, seperti air minum, makanan ringan dan track poll.

Puncak Mahameru

Mahameru berada pada ketinggian 3.676 mdpl, suhu udara di sana berkisar di angka 4 sampai 10 celsius. Di puncak Mahameru, apabila cuaca sedang cerah, kamu bisa melihat pemandangan jajaran gunung, diantaranya, gunung Argopuro, Bromo, Welirang, Arjuno, Raung dan kawah Jonggring.

Tips: Sebelum jam sembilan pagi, kamu harus bergegas untuk turun dari Mameru, pasalnya pada bagian selatan di Mahameru, sering berhembus gas beracun yang disemburkan oleh Kawah Jonggring yang berada di sebelah selatan puncak Mahameru.

Info: Saat menuruni Mahameru, kamu pun harus waspada dan berhati-hati, jangan berlarian, karena rawan sekali tersesat ke arah kawasan Blank 75, sebuah kawasan yang memiliki jurang sedalam 75 meter.

gunung lawu via cemoro sewu

Menaklukkan Puncak Gunung Lawu Via Cemoro Sewu

Informasi Pendakian Gunung Lawu Lewat Jalur Cemoro Sewu


Mendaki Gunung LawuGunung Lawu merupakan salah satu gunung terkenal di Pulau Jawa. Letaknya berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Saking besarnya, Lawu ‘menyenggol’ wilayah tiga kabupaten sekaligus, yaitu Karanganyar, Magetan, dan Ngawi.

Lawu kini bisa dibilang tengah beristirahat. Namun walau sudah lama tidak aktif, lereng di dekat puncak gunung ini masih memiliki kepundan kecil yang mengeluarkan uap air dan belerang. Titik tertingginya berada pada 3.265 mdpl dan biasa disebut sebagai Puncak Hargo Dumilah. 

Lawu merupakan salah satu gunung yang masuk jajaran The Seven Summits of Java (Tujuh Puncak Tertinggi Pulau Jawa). Tak heran jika lokasi ini sangat populer di kalangan pendaki.
Total ada tiga jalur pendakian bagi mereka yang ingin menaklukkan puncak Lawu. Pertama bisa melewati Cemoro Sewu di Magetan, jalur Cemoro Kandang di Tawangmangu, atau jalur Candi Cetho di Karanganyar. Dengan berbagai pertimbangan, Wahyu akhirnya memilih jalur pertama.
Cemoro Sewu merupakan sebuah desa di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Desa ini berada di ketinggian 1.800 mdpl. Jalur ini menjadi favorit para pendaki karena jaraknya paling pendek dan trek-nya hadir dalam rupa bebatuan yang telah disusun rapi seperti anak tangga permanen.
Tidak sulit menemukan basecamp pendakian Cemoro Sewu. Selain letaknya berada di pinggir jalan raya, ada banyak petunjuk jalan. Sebelum melakukan pendakian, sobat traveker bisa beristirahat atau mempersiapkan diri basecamp. Tak perlu sungkan karena semua orang di sini sangat ramah.
Di depan basecamp terdapat halaman luas yang biasa digunakan sebagai tempat parkir. Di area ini juga terdapat toilet. Jika sedang tutup atau antre panjang, bisa juga menggunakan toilet di Mushollah seberang jalan. Warung makanan akan tersebar di beberapa pos pendakian, bahkan sampai di puncak.
Suasana basecampPerjalanan dari basecamp menuju Pos 1 diawali trek yang masih sedikit landai. Medannya berupa bebatuan yang ditata rapi, namun bukan anak tangga. Sepanjang perjalanan mata akan dimanjakan pemandangan perkebunan warga, berganti dengan hutan pinus rindang.
Para pendaki juga akan mendapati beberapa shelter. Selain itu ada sebuah sumber mata air yang oleh penduduk sekitar disebut Sendang Panguripan. Tak lama setelah itu, sobat traveler seharusnya akan sampai di sebuah bangunan bernama Pos 1. Areanya cukup luas dan terdapat beberapa warung makan.

Lanjut ke Watu Gedeg

Vegetasi di sekitar gunungSebelum melewati jalur ini, para pendaki harus menyiapkan tenaga serta perbekalan memadai. Jarak antara Pos 1 dan Pos 2 digadang-gadang sebagai yang terpanjang di antara jarak antarpos lainnya. Medan di sini lumayan terjal berupa tangga berbatu yang tertata rapi.
Tangga batu tersebut merupakan buatan warga untuk mempermudah perjalanan para sobat traveler. Sebagai informasi tambahan, jalur ini cukup dekat dengan Kawah Candradimuka. Tak perlu heran jika bau belerang cukup menyengat.
Perjalanan menuju puncakDi jalur ini terdapat sebuah batu yang konon dikeramatkan. Bentuknya mirip ayam dan disebut Watu Jago. Setelah itu perjalanan akan diwarnai eksotisnya pemandangan hutan mati.
Pos 2 memiliki shelter di sisi tebing. Sama seperti Pos 1, bangunan di sini cukup besar dan sanggup menampung beberapa orang. Tak jauh dari sini juga terdapat warung makan, namun hanya buka pada akhir pekan atau hari libur.

Lanjut ke Pos 3

Dibandingkan jalur sebelumnya, medan di sini lebih terjal. Siapkan tenaga dan stamina ekstra jika ingin perjalanan tetap mulus. Pendaki masih akan menemui banyak batuan tersusun rapi seperti anak tangga. Pemandangan tepian jurang dengan batuan tajam akan tersaji sepanjang perjalanan.

Terus ke Watu Kapur

Pemandangan dari udaraPerjalanan menuju Pos 4 bakal semakin berat. Tangga bebatuan masih akan setia menemani. Hanya saja kali ini trek pendakian hadir menyerupai jalur zig-zag dan terdapat pegangan pada sisi jalur pendakian. Pepohonan cukup rapat, namun pemandangan dari sini cukup memanjakan mata.
Berbeda dengan sebelumnya, Pos 4 tidak memiliki shelter yang cukup luas. Tidak ada bangunan seperti pos-pos lainnya. Lahan yang ada di sini hanya mampu menampung kurang lebih dua tenda.

Bergerak ke Jolotundo

Mendekati puncakDi awal-awal perjalanan ke Jolotundo, jalurnya akan terasa cukup menanjak. Namun tak lama kemudian, trek-nya bakal landai dan berhiaskan batu tertata rapi. Pemandangan di sini sangat menawan. Tepat sebelum Pos 5, terdapat goa vertikal yang oleh masyarakat sekitar disebut Sumur Jolotundo.
Pos 5 memiliki shelter yang cukup besar. Di sini juga terdapat tiga warung makan, masing-masing punya area luas dan boleh digunakan bermalam. Harga yang mereka patok juga relatif murah. Dari pos ini, para pendaki bisa melihat gagahnya jajaran gunung besar di Jawa Timur dan Tengah.

Menggapai Puncak

Jalur dari Pos 5 menuju ke Hargo Dalem cukup landai. Sebelumnya para pendaki wajib mampir ke area Sendang Drajat. Di sini lahan datarnya lumayan luas dan biasa digunakan sebagai camping ground. Ada juga warung makan dengan bangunan luas, sehingga sering dimanfaatkan untuk bermalam.
Setelah menyusuri bukit usai meninggalkan Sendang Drajat, sobat traveler akan menemukan warung Legendaris Mbok Yem. Pendaki sering memanfaatkan bangunan warung tersebut untuk bermalam. Apalagi jaraknya cukup dekat dengan Hargo Dalem. Perjalanan lantas bisa langsung dilanjutkan ke Hargo Dumilah, yang merupakan Puncak Tertinggi Gunung Lawu.

 Pemandangan di puncak

merbabu via selo (lama)

Pendakian Gunung Merbabu Via Selo

jalur pendakian gunung merbabu via selo

Gunung Merbabu adalah salah satu gunung Jawa Tengah yang dikenal memiliki pemandangan alam yang sangat mempesona nan elok, ketinggian puncaknya mencapai 3.142 Mdpl. Sedangkan, letaknya berada di perbatasan kabupaten Magelang, Boyolali, Salatiga dan kabupaten Semarang.

Pendakian Gunung Merbabu Via Selo

Selo adalah salah satu jalur pendakian yang tersedia di gunung Merbabu, dikenal sebagai jalur yang paling landai dibanding dengan jalur lainnya, sangat disarankan untuk para pendaki pemula yang hendak menikmati kemegehan alam di atas puncak gunung Merbabu.

Rute Perjalanan Menuju Basecamp Selo

Dari Semarang atau Solo (naik bus jurusan Magelang - Boyolali) >> Porles Selo (naik ojeg) >> basecamp Selo.

Cukup mudah untuk menemukan keberadaan basecamp pendakian jalur Selo. Sebab, kita akan menemukan papan petunjuk yang terpampang di pinggir jalan.

Basecamp Pendakian Gunung Merbabu Via Selo

Lokasinya sendiri berada di desa Genting, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Sesampainya di sini, kamu dapat menemukan dua basecamp pendakian, yaitu basecamp Pak Parman dan basecamp Pak Bari. Serta membayar biaya retrubusi senilai Rp. 10.000 /orang.

Fasilitas penunjang di ke-2 basecamp pun cukup lengkap, di antaranya adalah tempat parkir, tempat istirahat, kamar mandi dan warung nasi, kamu dapat mengisi perut terlebih dahulu sebelum melakukan pendakian, buat ngisi tenaga. Sebelum berangkat, cek perlengkapan pendakianmu terlebih dahulu!.

Basecamp - Pos 1 (Dok Malang), 150 menit

Selepas pintu masuk, jalanan masih landai, medan berupa tanah padat, vegetasi cukup terbuka, berupa barisan pohon pinus yang menciptakan pemandangan kece. Jalur pendakian sangat jelas, karena petunjuk arah terpampang di sepanjang perjalanan.

Mendekati pos 1 ditandai dengan vegetasi yang mulai merapat, hutan semakin rimbun. Sekitar 2,5 jam berjalan, kamu bakalan sampai di pos 1, sebuah tempat yang cukup luas, bernama Dok Malang, di sini kamu dapat menemukan sebuah bangunan untuk berteduh atau beristirahat.

Pos 1 - Pos 2 (Pandean), 60 menit

Perjalanan menuju pos 2, kemiringan track sedikit meningkat, medan masih berupa tanah padat, meskipun kita berjalan di dalam hutan tropis yang lembab, namun vegetasi lebih terbuka dibanding perjalanan sebelumnya.

Dalam perjalanan menuju pos 2, kamu harus menghadapi tanjakan terjal, tanjakan yang paling sadis di jalur Selo, tanjakan yang memiliki tingkat kemiringan sekitar 70 derajat, tanjakan itu dikenal dengan sebutan Tikungan Macan. Berhati-hatilah saat menghadapinya, tetap jaga semangatmu!. Sekitar 1 jam berjalan, kamu akan sampai di pos 2.

Pos 2 - Pos 3 (Watu Tulis), 30 menit

Selepas pos 2, jalanan semakin menanjak konstan, cukup merepotkan, vegetasi semakin terbuka, memperlihatkan hamparan alam yang mampu menghibur hati, serta bunga Edelweis yang tumbuh di lereng gunung. Perjalanan ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Pos 3 - Sabana l, 60 menit

Perjalanan berlanjut dengan track yang lebih sadis dari sebelumnya, medan berupa tanah merah berdebu tebal, bila musim hujan pasti akan sangat licin. Tapi tenang, pemandangan sepanjang perjalanan sangatlah indah, termasuk megahnya gunung Merapi yang terlihat di kejauhan.

Berjalan sekitar 60 menit, maka kamu akan sampai di pos 4, sebuah tempat bernama Sabana l, merupakan salah satu tempat camp ideal karena memiliki lahan yang luas dan memiliki pemandangan indah yang berupa padang rerumputan hijau nan mempesona.

Sabana l - Sabana ll, 30 menit

Jalanan menuju Sabana satu tidak terlalu terjal, namun berkelok-kelok, menaiki dan menuruni bukit, pemandangan sangat mewah, sepanjang mata melihat, warna hijau rerumputan menghiasi perbukitan yang dibalut dengan udara sejuk pegunungan. Berjalan sekitar 30 menit, kamu akan sampai di Sabana ll.

Sabana ll - Puncak Kenteng Songo, 120 menit

Sebagian besar pendaki, memulai perjalanan summit atack dari Sabana l, sekitar jam 03:00 mereka sudah bergegas menuju puncak Kenteng Songo, memburu kemewahan sunrise di puncak tertinggi gunung Merbabu.

Jalanan menuju puncak Kenteng Songo cukup landai, namun vegetasi yang sangat terbuka menjadikan angin leluasa menampar tubuh kita, membuat udara terasa lebih dingin. Perjalanan menuju puncak Kenteng Songo membutuhkan waktu sekitar 2 jam.

Puncak Gunung Merbabu

Gunung Merbabu memiliki beberapa puncak di atasnya, di antaranya adalah puncak Syarif ( 3.119 mdpl), puncak Tianggulasi (3169 mdpl) dan puncak Kenteng Songo (3.142 mdpl) yang merupakan puncak tertinggi di gunung Merbabu.

Estimasi Waktu Pendakian Gunung Merbabu Via Selo

Basecamp - Pos 1 : 150 menit
Pos 1 - Pos 2 : 60 menit
Pos 2 - Pos 3 : 30 menit
Pos 3 - Sabana l : 60 menit
Sabana l - Sabana ll : 30 menit
Sabana ll - Puncak Kenteng Songo : 120 menit

Total : 7,5 jam

Tips Pendakian Gunung Merbabu Via Selo
Bacaan lainnya;
Demikian adalah informasi tentang jalur pendakian gunung Merbabu via Selo yang bisa kami sampaikan, semoga dapat membantu ketika berniat mendaki gunung Merbabu pada waktu dekat ini. Sampai jumpa di puncak!.

Rabu, 05 September 2018

indahnya candi jawi prigen

INDAHNYA CANDI JAWI PRIGEN

INDAHNYA CANDI JAWI PRIGEN

     Hai sobat kaki gatalku...dalam postingan kali ini saya akan memberikan ulasan tentang keindahan Candi Jawi yang ada di Prigen-Pasuruan.Sebenarnya saya tidak ada tujuan untuk ke Candi Jawi, hanya saja saat itu sedang liburan panjang di Jombang akan tetapi cincin tunanganku ketinggalan di kontrakan Pasuruan.Akhirnya si doi Icha mengajakku untuk mengambil cincin tersebut sambil jalan-jalan ke Pasuruan.Terpikirlah olehku untuk mengajak Icha ke kawasan Prigen dan mampir ke Candi Jawi.Untuk sobat dolenku yang belum pernah dan ingin kesini, saya berikan ulasan tentang Candi Jawi Prigen Pasuruan mulai dari lokasinya, rute menuju lokasinya, tiket masuknya dan yang tak boleh ketinggalan ada apa saja di Candi Jawi Prigen Pasuruan.

LOKASI
     Candi Jawi adalah peninggalan bersejarah Hindu-Budha Kerajaan Singhasari yang terletak di kaki gunung Welirang, tepatnya di desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan.Candi Jawi berada dipinggir jalan raya antara Kecamatan Pandaan-Kecamatan Prigen, sebelah barat jalan.Dari arah Pandaan sobat dolenku ambil arah ke Prigen atau Tretes sampai bertemu dengan Candi Jawi.

TIKET MASUK
>Tiket masuk Candi Jawi Prigen Pasuruan gratis.
>Parkir Rp 2000/motor akan tetapi saat pagi dan siang biasanya tidak ada juru parkir sehingga gratis namun harus memperhatikan keamanan kendaraan sobat dolenku.

WISATA YANG BISA DINIKMATI
     Dilihat dari jalan raya, Candi Jawi sudah terlihat keindahannya.Begitu masuk komplek Candi Jawi kita akan disuguhi kolam yang berisi ikan dan ditumbuhi bunga teratai.Candi Jawi berbeda dengan kebanyakan candi-candi lainnya karena batuannya yang berwarna putih.Naik ke atas candi, kita bisa menikmati indahnya kota pandaan dan prigen dari atas candi jawi.Banyak spot-spot menarik di tempat ini untuk sobat dolenku yang suka foto-foto tau hobi fotography.

     Didalam candi terdapat arca dan tempat pemujaan, sehingga tak heran sering terdapat dupa didalam candi.Sebaiknya berkunjung pada sore hari karena selain teduh pemandangan dari atas candi juga bagus.Disebelah utara kita bisa melihat indahnya kota Pandaan ataupun Sidoarjo dengan industrinya yang mega-megah.Di sebelah selatan kita bisa melihat indahnya Tretes dengan bukit-bukitnya yang hijau serta villa ataupun resort yang terdapat di kawasan bukit Tretes.Pemandangan tersebut akan membuat kita betah lama-lama diatas candi untuk sekedar duduk-duduk ataupun berfoto.
     Gimana sobat dolenku...indah bangetkan tempatnya.Indonesia memang memiliki keberagaman budaya yang menakjubkan.Banyak sekali karya-karya leluhur kita yang telah diakui oleh dunia.Sudah sepantasnya kita sebagai generasi penerus bangsa merawat dan melestarikannya.Demikian ulasan (review) dari kami dan beberapa dokumentasi dari kami tentang Candi Jawi, semoga bisa menjadi referensi sobat dolenku.blogspot.com yang ingin berkunjung ke tempat ini.Untuk pertanyaan dan komentar bisa dituliskan dikolom komentar.Terimakasih.

Incoming search terms :
candi jawi prigen, lokasi candi jawi prigen,rute menuju candi jawi prigen, sejarah candi jawi prigen, foto candi jawi prigen,keindahan candi jawi prigen, wisata pasuruan,